1000% Cacat Akal Disertasi Halal Seks Diluar Nikah
Beberapa hari ini dunia netizen digemparkan dengan berita seorang mahasiswa S3 di salah satu kampus yang katanya "Islam" membuat kajian ilmiah tentang dibolehkannya seks di luar nikah, kurang lebih isinya begitu.
Saya yang mendapatkan berita tersebut di medsos tentang ulasan live di salah satu TV terkait judul disertasi tersebut langsung beristigfar karena merasa semakin hari negeri kita semakin aneh.
Bagaimana mungkin seorang akademisi bisa membuat judul seperti itu. Jika ini jadi konsumsi publik dan di"amin" kan oleh negara, bukan main saya yakin negara ini akan cepat hancur sebelum 2030.
Namun belakangan MUI sudah membuat pernyataan tentang arahan untuk tidak ikut hasil kajian disertasi tersebut. Oke lah kalau MUI sudah memberikan pagar terkait fenomena yang sangat meresahkan ini.
Saya sebagai seorang guru terus terang merasa aneh dan rasa-rasanya kehidupan memang semakin gila dan mengarah pada sekuler tulen. Kita mati-matian memberikan pengajaran karakter baik kepada remaja di sekolah, namun masuk pendidikan tinggi malah berhadapan dengan setan dan sama sekali tidak ada sinkronisasi tujuan pendidikan dari sekolah dasar menengah jika di pendidikan tinggi, dosennya melakukan penelitian yang aneh-aneh.
Saya tidak akan bicara panjang lebar mengenai kajian teoritik asal mula pendapat ulama Rusia (atau ulama palsu) atau siapalah yang dijadikan pedoman dalam pengkajian disertasi ini. Saya hanya menilai berdasarkan logika, nalar, rasio sederhana saja sebagai manusia. Kalau ayat Quran tentang bahaya zina sudah banyak Allah kasih, saya akan berikan satu saja di akhir tulisan ini.
Jangan juga memberi dalil, lho dulu juga di Arab jaman jahiliyah banyak perbudakan dan seks bebas. Itu jaman dulu ya, makanya Quran dan Islam turun untuk meluruskan perilaku menyimpang tersebut sehingga bisa hilang dari peradaban manusia.
Lho buktinya sekarang seks bebas masih banyak, meski Islam sudah menyebar luas?. Ingat pesan Nabi "didiklah anakmu sesuai jamanmu!". Lha di jaman sekarang sudah bukan jaman perbudakan, kok malah mau dibalikan lagi?. Waras gak?.
Itu bukan salah agama, tapi manusianya yang bego. Sama aja dengan bis meskipun bagus modern kalau sopirnya tolol atau mabuk, gak cek kendaraan ya tetap aja bisa celaka. Jadi semua kuncinya ada di manusia. Ngerti ora son?. Maaf agak kasar, gpp lah gak usah sensi ya soal ginian, kaya anak alay aja baperan. Jadi Tuhan itu sengaja ngasih manusia "akal" agar bisa mikir dengan benar apakah ia bisa menjadi manusia "sejati" dengan menjalankan perintah agamanya. Namanya dunia, buat ujian mahlukNya.
Coba dari sisi sosial saja kita bisa menilai saat ini kasus zina saja sudah banyak dimana-mana, apalagi jika hal ini dilegalkan?. Sudah kaya hewan saja kita ini. Bayangkan jika hal ini terjadi nanti akan banyak anak-anak yang tidak tahu bapak ibunya siapa, hak waris seperti apa, belum penyakit seks menular merebak tak terkendali.
Coba sekali lagi bayangkan dulu dengan sederhana hal-hal tadi diatas. Kok bisa ya seorang mahasiswa perguruan tinggi berbasis agama menyodorkan judul penelitian seperti itu?. Dan anehnya lagi pembimbingnya pun meng "acc" judul tersebut. Kalau saya jadi pembimbing tesis tersebut, saya tidak akan meloloskannya karena secara alur berfikir sudah cacat, membuat kerusakan jika dipraktikkan di masyarakat.
Ini menggambarkan sudah ada jaringan pengrusakan akhlak karena harusnya dosen pembimbing jika ia pun "akal sehatnya waras" pasti akan menolak dan mengarahkan untuk melakukan kajian lain yang lebih bermanfaat.
Penelitian-penelitian ilmiah itu tujuan utamanya kan agar kehidupan masyarakat lebih beradab, manusiawi dan lebih baik. Nah ini kok bisa membuat judul seperti itu, kan aneh bin ajaib?. Malah membuat manusia menjadi hewan bukan memanusiakan manusia, Tapi memang saya mendengar kabar dari teman saya yang pernah kuliah di kampus berlabel sama, ternyata isu sekuler liberal sudah tidak bisa terbantahkan lagi.
Memang Nabi Muhammad benar tentang "akan ada suatu masa masyarakat yang menghalalkan zina, musik, khamr". Saya terus terang pesimis peradaban Indonesia akan maju jika pelaku akademisnya berkelakukan seperti ini. Kalau ada yang tidak sependapat dengan tulisan ini silahkan buat tulisan lagi. Marilah berfikir ilmiah dan beradab.
"Dan janganlah kamu mendekati zina, zina itu sungguh perbuatan keji dan suatu perbuatan yang buruk" (Q.S Al - Isra: 32)
Saya yang mendapatkan berita tersebut di medsos tentang ulasan live di salah satu TV terkait judul disertasi tersebut langsung beristigfar karena merasa semakin hari negeri kita semakin aneh.
Bagaimana mungkin seorang akademisi bisa membuat judul seperti itu. Jika ini jadi konsumsi publik dan di"amin" kan oleh negara, bukan main saya yakin negara ini akan cepat hancur sebelum 2030.
Namun belakangan MUI sudah membuat pernyataan tentang arahan untuk tidak ikut hasil kajian disertasi tersebut. Oke lah kalau MUI sudah memberikan pagar terkait fenomena yang sangat meresahkan ini.
Saya sebagai seorang guru terus terang merasa aneh dan rasa-rasanya kehidupan memang semakin gila dan mengarah pada sekuler tulen. Kita mati-matian memberikan pengajaran karakter baik kepada remaja di sekolah, namun masuk pendidikan tinggi malah berhadapan dengan setan dan sama sekali tidak ada sinkronisasi tujuan pendidikan dari sekolah dasar menengah jika di pendidikan tinggi, dosennya melakukan penelitian yang aneh-aneh.
Saya tidak akan bicara panjang lebar mengenai kajian teoritik asal mula pendapat ulama Rusia (atau ulama palsu) atau siapalah yang dijadikan pedoman dalam pengkajian disertasi ini. Saya hanya menilai berdasarkan logika, nalar, rasio sederhana saja sebagai manusia. Kalau ayat Quran tentang bahaya zina sudah banyak Allah kasih, saya akan berikan satu saja di akhir tulisan ini.
Jangan juga memberi dalil, lho dulu juga di Arab jaman jahiliyah banyak perbudakan dan seks bebas. Itu jaman dulu ya, makanya Quran dan Islam turun untuk meluruskan perilaku menyimpang tersebut sehingga bisa hilang dari peradaban manusia.
Lho buktinya sekarang seks bebas masih banyak, meski Islam sudah menyebar luas?. Ingat pesan Nabi "didiklah anakmu sesuai jamanmu!". Lha di jaman sekarang sudah bukan jaman perbudakan, kok malah mau dibalikan lagi?. Waras gak?.
Itu bukan salah agama, tapi manusianya yang bego. Sama aja dengan bis meskipun bagus modern kalau sopirnya tolol atau mabuk, gak cek kendaraan ya tetap aja bisa celaka. Jadi semua kuncinya ada di manusia. Ngerti ora son?. Maaf agak kasar, gpp lah gak usah sensi ya soal ginian, kaya anak alay aja baperan. Jadi Tuhan itu sengaja ngasih manusia "akal" agar bisa mikir dengan benar apakah ia bisa menjadi manusia "sejati" dengan menjalankan perintah agamanya. Namanya dunia, buat ujian mahlukNya.
Disertasi cacat akal, nalar, logika, adab |
Coba sekali lagi bayangkan dulu dengan sederhana hal-hal tadi diatas. Kok bisa ya seorang mahasiswa perguruan tinggi berbasis agama menyodorkan judul penelitian seperti itu?. Dan anehnya lagi pembimbingnya pun meng "acc" judul tersebut. Kalau saya jadi pembimbing tesis tersebut, saya tidak akan meloloskannya karena secara alur berfikir sudah cacat, membuat kerusakan jika dipraktikkan di masyarakat.
Ini menggambarkan sudah ada jaringan pengrusakan akhlak karena harusnya dosen pembimbing jika ia pun "akal sehatnya waras" pasti akan menolak dan mengarahkan untuk melakukan kajian lain yang lebih bermanfaat.
Penelitian-penelitian ilmiah itu tujuan utamanya kan agar kehidupan masyarakat lebih beradab, manusiawi dan lebih baik. Nah ini kok bisa membuat judul seperti itu, kan aneh bin ajaib?. Malah membuat manusia menjadi hewan bukan memanusiakan manusia, Tapi memang saya mendengar kabar dari teman saya yang pernah kuliah di kampus berlabel sama, ternyata isu sekuler liberal sudah tidak bisa terbantahkan lagi.
Memang Nabi Muhammad benar tentang "akan ada suatu masa masyarakat yang menghalalkan zina, musik, khamr". Saya terus terang pesimis peradaban Indonesia akan maju jika pelaku akademisnya berkelakukan seperti ini. Kalau ada yang tidak sependapat dengan tulisan ini silahkan buat tulisan lagi. Marilah berfikir ilmiah dan beradab.
"Dan janganlah kamu mendekati zina, zina itu sungguh perbuatan keji dan suatu perbuatan yang buruk" (Q.S Al - Isra: 32)