Kelimpahan Unsur Penyusun Jagat Raya
Pernahkah anda memikirkan tentang apa saja sih sebenarnya unsur penyusun alam semesta ini?. Memangnya bisa kita mengetahui komposisi alam semesta yang maha luas?. Unsur penyusun alam semesta dihitung dengan menganalisa cahaya yang dipancarkan dan diserap bintang, awan antar bintang dan objek lain. Tapi semuanya itu hanya prediksi hitungan matematis manusia ya.
Teleskop Hubble miliki NASA telah mempelajari komposisi gas antar galaksi dan menyimpulkan sekitar 75% jagat raya terdiri dari energi gelap yang tentunya memiliki atom berbeda dengan yang biasa kita temui di Bumi.
Jadi simpulannya komposisi alam semesta masih misteri dan kita hanya sebatas bisa melihat nebula, galaksi dan sedikit benda-benda asing lain yang bertebaran di jagat raya. Saat ini unsur terbesar di jagat raya adalah Hidrogen.
Pada bintang hidrogen mengalami fusi menjadi helium. Bintang raksasa yang ukurannya 8 kali lebih besar dari matahari mensuplai hidrogen lalu helium mengalami fusi menjadi karbon. Karbon mengalami fusi menjadi oksigen yang kemudian mengalami fusi menjadi silikon dan sulfur.
Bintang kemudian kehabisan energi dan menjadi supernova dan meledak. Bintang yang kita temui saat ini adalah bukan bintang generasi pertama. Dan matahari pun kini umurnya di level pertengahan dan mengarah ke bintang merah dan mati. Bintang yang baru saja lahir mengandung lebih dari sekedar hidrogen tapi kita kenal dengan C-N-O siklus.
C adalah Carbon, N adalah Nitrogen, O adalah Oksigen. Carbon dan helium dan fusi bersama menjadi oksigen. Hal ini terjadi bukan hanya pada bintang raksasa tapi pada bintang ukuran menengah seperti matahari kita.
Alam semesta mencangkup macrocosmos dan microcosmos. Macrocosmos adalah benda-benda yang memiliki ukuran yang besar, sedangkan macrocosmos adalah benda yang berukuran kecil. Komposisi alam semesta hingga kini masih menjadi perdebatan, namun astronomer meyakini bahwa komposisi materi dan energi di jagat raya adalah:
1. 73% Energi Gelap (Dark Energy)
Sebagian besar alam semesta tersusun atas energi misterius yang belum kita ketahui asal usulnya. Energi gelap mungkin tidak memiliki massa, namun materi dan energi saling terkait.
2. 22% Materi Gelap (Dark Matter)
Merupakan komponen yang tidak memancarkan radiasi dalam berbagai macam spektrum gelombang. Para ahli tidak yakin seperti itu materi gelap namun argumen terbaik saat ini adalah materi gelap ialah substansi yang terdiri dari partikel sebanding neutrinos namun jauh lebih besar.
3. 4% Gas
Sebagian besar gas di alam semesta adalah hidrogen dan helium dan ditemukan diantara bintang. Gas tidak memancarkan cahaya namun dapat menyebar. Gas tidak bisa seterang bintang sehingga para ahli perbintangan menggunakan sinar X, infrared dan teleskop elektron untuk mendeteksi gas di luar angkasa.
4. 0,04% Bintang
Kita mungkin dapat melihat banyak bintang di langit saat malam, namun ternyata bintang yang terlihat banyak hanya persentase kecil dari jagat raya.
5. 0,3% Neutrinos
Merupakan partikel listrik netral yang bergerak seperti kecepatan cahaya.
6. 0,003% Elemen Berat
Hanya sebagian kecil dari alam semesta terdiri dari elemen yang lebih berat daripada hidrogen dan helium. Seiring waktu persentase ini akan tumbuh.
Teleskop Hubble miliki NASA telah mempelajari komposisi gas antar galaksi dan menyimpulkan sekitar 75% jagat raya terdiri dari energi gelap yang tentunya memiliki atom berbeda dengan yang biasa kita temui di Bumi.
Jadi simpulannya komposisi alam semesta masih misteri dan kita hanya sebatas bisa melihat nebula, galaksi dan sedikit benda-benda asing lain yang bertebaran di jagat raya. Saat ini unsur terbesar di jagat raya adalah Hidrogen.
Pada bintang hidrogen mengalami fusi menjadi helium. Bintang raksasa yang ukurannya 8 kali lebih besar dari matahari mensuplai hidrogen lalu helium mengalami fusi menjadi karbon. Karbon mengalami fusi menjadi oksigen yang kemudian mengalami fusi menjadi silikon dan sulfur.
Ledak supernova di alam semesta |
C adalah Carbon, N adalah Nitrogen, O adalah Oksigen. Carbon dan helium dan fusi bersama menjadi oksigen. Hal ini terjadi bukan hanya pada bintang raksasa tapi pada bintang ukuran menengah seperti matahari kita.
Alam semesta mencangkup macrocosmos dan microcosmos. Macrocosmos adalah benda-benda yang memiliki ukuran yang besar, sedangkan macrocosmos adalah benda yang berukuran kecil. Komposisi alam semesta hingga kini masih menjadi perdebatan, namun astronomer meyakini bahwa komposisi materi dan energi di jagat raya adalah:
1. 73% Energi Gelap (Dark Energy)
Sebagian besar alam semesta tersusun atas energi misterius yang belum kita ketahui asal usulnya. Energi gelap mungkin tidak memiliki massa, namun materi dan energi saling terkait.
2. 22% Materi Gelap (Dark Matter)
Merupakan komponen yang tidak memancarkan radiasi dalam berbagai macam spektrum gelombang. Para ahli tidak yakin seperti itu materi gelap namun argumen terbaik saat ini adalah materi gelap ialah substansi yang terdiri dari partikel sebanding neutrinos namun jauh lebih besar.
3. 4% Gas
Sebagian besar gas di alam semesta adalah hidrogen dan helium dan ditemukan diantara bintang. Gas tidak memancarkan cahaya namun dapat menyebar. Gas tidak bisa seterang bintang sehingga para ahli perbintangan menggunakan sinar X, infrared dan teleskop elektron untuk mendeteksi gas di luar angkasa.
4. 0,04% Bintang
Kita mungkin dapat melihat banyak bintang di langit saat malam, namun ternyata bintang yang terlihat banyak hanya persentase kecil dari jagat raya.
5. 0,3% Neutrinos
Merupakan partikel listrik netral yang bergerak seperti kecepatan cahaya.
6. 0,003% Elemen Berat
Hanya sebagian kecil dari alam semesta terdiri dari elemen yang lebih berat daripada hidrogen dan helium. Seiring waktu persentase ini akan tumbuh.