12 Faktor Terjadinya Resesi Ekonomi Dunia

Menjelang akhir tahun 2019 ini Indonesia tengah gusar dengan prediksi adanya resesi ekonomi dunia seperti tahun 2001 dan 2008. 

Memang apa sih yang dimaksud resesi ekonomi dunia itu dan mengapa hal tersebut bisa terjadi?.

Pengertian Resesi Ekonomi
Resesi ekonomi dapat diartikan sederhana sebagai menurunnya Pendapatan Domestik Bruto atau GDP selama kuartal berturut-turut. GDP adalah total nilai barang dan jasa yang diproduksi negara dalam periode waktu tertentu. 

Di era ekonomi global saat ini, resesi ekonomi adalah sebuah siklus yang akan berulang dalam beberapa tahun, tidak bisa dibantahkan lagi.

Ada setidaknya 12 faktor penyebab resesi ekonomi. Tanda utama adalah GDP bergerak negatif dalam kuartal tertentu, ini adalah gejala dimulainya siklus resesi ekonomi.
 

1. Hilangnya Kepercayaan Investasi
Hilangnya kepercayaan investasi membuat konsumen berhenti untuk membeli dan balik ke defensif mode. Dalam masa krisis ini, kepanikan mulai terbentuk. Penjualan retail menurun, bisnis-bisnis menjalakan sedikit iklan dan pengangguran meningkat. 

Manufaktur mengurangi produksi imbas dari menurunnya permintaan pasar. Untuk mengembalikan kepercayaan investasi, bank federal dan central harus mengambil kebijakan strategis.

2. Suku Bunga Tinggi
Saat harga naik maka likuiditas akan dibatasi. Pelaku terbesar adalah Pihak Federal yang sering menaika suku bunga untuk melindungi dollat. 

The Fed menaikkan suku bungan untuk melawan stagflasi, penyebab resesi 1980. Tujuannya sama untuk melindungi dollar dan emas, sehingga depresi besar ekonomi bisa diminimalisir.

3. Anjoklnya Pasar Saham
Hilangnya kepercayaan mendadak dalam investasi dapat menciptakan "bear market" dan mengurasi modal bisnis. Pasar saham yang mengalami crash adalah salah satu penyebab resesi ekonomi.
Pengertian dan faktor terjadinya resesi ekonomi
4. Jatuhnya Harga Properti
Harga properti yang jatuh akan membuat pemilik rumah kehilangan ekuitas yang mendorong banyaknya penyitaan. Ini adalah pemicu awal resesi ekonomi untuk alasan berbeda. Bank kehilangan uang yang berdasar pada nilai dasar unit properti.

5. Pesanan Manufaktur Melambat
Saat pesanan manufaktur melambat maka resesi bisa diprediksi. Pesanan untuk barang tahan lama mulai jatuh pada Oktober 2006, jauh sebelum resesi 208 melanda.

6. Deregulasi
Pembuat kebijakan/UU bisa memicu resesi ekonomi dengan menghapus beberapa perlindungan penting dalam sektor ekonomi makro dan mikro.

7. Manajemen Buruk
Praktik bisnis yang buruk bisa memicu resesi ekonomi. Di tahun 1990 lebihd ari 1.000 bank di AS dengan total aset 500 juta dollar kolaps akibat dari tukar guling tanah, pinjaman macet dan aktivitas ilegal lain.

8. Kontrol Upah Pekerja
Ini terjadi pada 1971 saja, saat Presiden Richard Nixon membekukan upah dan harga untuk menghentikan inflasi. Permintaan jatuh karena keluarga memiliki pendapatan rendah. Perusahaan tidak bisa menurunkan harga sehingga mereka banyak mem PHK pekerja, resesi terjadi di 1973.

9. Pelambatan Pasca Perang
Perekonomian melambat setelah Perang Korea yang memicu resesi 1953. Kejadian serupa terjadi setelah PD II yang menyebaban resesi ekonomi tahun 1945.

10. Krisis Kredit
Hal ini terjadi saat lembaga keuangan punya beban utang berat dalam menjalankan kewajiban hutang. Perputaran uang macet sehingga terjadi krisis besar-besaran.

11. Meledaknya Aset
Hal ini terjadi saat harga barang seperti emas, saham atau perumahan meningkat di luar nilai normal. Penggelembungan nilai harga aset ini menjadi awal pertanda resesi ekonomi.

12. Deflasi
Saat harga jatuh maka akan menjadi efek buruk dibandingkan inflasi. Deflasi mengurangi nilai barang dan jasa yang dijual di pasaran, mendorong orang menunggu harga lebih rendah. Permintaan kemudian jatuh dan resesi dimulai. Deflasi disebabkan perang dagang yang mendorong depresi besar ekonomi.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel