Sedimen Laut Biogen, Anorganik, Autogenik, Vulkanik
Sedimen adalah salah satu bagian penting dalam proses eksogenik. Sedimen banyak muncul pada sistem fluvial atau sungai.
Sebagian besar sungai yang mengalir di permukaan bumi bermuara di laut.
Aliran sungai selalu membawa serta material-material hasil pengikisan dan pelarutan. Akibatnya di dasar laut selalu terjadi proses sedimentasi.
Meskipun demikian tidak semua sedimen dasar laut berasal dari daratan secara langsung. Endapan-endapan laut tertentu terjadi setelah melalui suatu proses yang rumit.
Berdasarkan asal sedimen dan tempat pengendapannya, sedimen dasar laut dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu sedimen terrigen dan sedimen pelagik. Sedimen terigen adalah endapan dasar laut yang berasal langsung dari daratan.
Karena ukuran butiran yang pada umumnya kasar, maka sebagian besar sedimen ini diendapkan tidak jauh dari pantai.
Pasir dan partikel-partikel yang lebih kasar diendapkan di pantai. Sedangkan partikel-partikel yang lebih halus, seperti misalnya tanah liat diendapkan pada dasar laut yang lebih jauh dari pantai.
Sedimen terrigen dapat bermacam-macam asalnya, antara lain berasal dari lumpur yang diangkut sungai, bahan-bahan hancuran akibat abrasi, material-material vulkanik, deposit glasial, dan sebagainya.
Endapan yang tidak secara jelas berasal dari darat disebut endapan pellagik. Pada umumnya terdiri dari bahan-bahan yang lebih halus dan sisa-sisa organisme.
Lebih lanjut sedimen pelagik dapat dibedakan menjadi 4 macam, yaitu sedimen biogen, anorganik, autogenik, dan vulkanik.
1) Sedimen biogen adalah sedimen yang mengandung bahan-bahan organis lebih dari 30%. Organisme yang memiliki peranan penting dalam membentuk sedimen ini adalah dari jenis foraminifera yang jika mati rangkanya akan mengendap sebagai Ca CO3 pada dasar laut. Pada kedalaman lebih dari 7.000 meter, semua CaCO3 di larutkan oleh air laut yang banyak mengandung CO2. Sedangkan organisme dengan rangka dari SiO2 seperti misalnya radiolaria masih dapat bertahan.
2) Sedimen anorganik adalah sedimen pelagik yang mengandung bahan organik kurang dari 30%. Bahan-bahan yang bersifat anorganik terdiri dari partikel- partikel halus yang berasal dari abu vulkanik, debu kosmik dan lain-lain.
3) Sedimen autogenik adalah sedimen yang terbentuk dari zat-zat yang larut dalam air laut. Contoh sedimen ini adalah terjadinya endapan mangan di dasar laut yang berbentuk butiran-butiran, lapisan-lapisan tipis pada dasar laut yang datar, membentuk lapisan-lapisan pada sisa-sisa kerangka ikan, dan lain-lain. Sedimen autogenik ini dapat ditemukan pada dasar laut yang dalam.
4) Sedimen vulkanik yaitu sedimen yang terdiri dari material-material vulakanik sebagai hasil kegiatan gunung berapi di laut. Material-material vulkanik ini membentuk sedimen yang cukup tebal dan bercampur dengan sedimen-sedimen lain di dasar laut.
Sebagian besar sungai yang mengalir di permukaan bumi bermuara di laut.
Aliran sungai selalu membawa serta material-material hasil pengikisan dan pelarutan. Akibatnya di dasar laut selalu terjadi proses sedimentasi.
Meskipun demikian tidak semua sedimen dasar laut berasal dari daratan secara langsung. Endapan-endapan laut tertentu terjadi setelah melalui suatu proses yang rumit.
Berdasarkan asal sedimen dan tempat pengendapannya, sedimen dasar laut dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu sedimen terrigen dan sedimen pelagik. Sedimen terigen adalah endapan dasar laut yang berasal langsung dari daratan.
Karena ukuran butiran yang pada umumnya kasar, maka sebagian besar sedimen ini diendapkan tidak jauh dari pantai.
Pasir dan partikel-partikel yang lebih kasar diendapkan di pantai. Sedangkan partikel-partikel yang lebih halus, seperti misalnya tanah liat diendapkan pada dasar laut yang lebih jauh dari pantai.
Sedimen terrigen dapat bermacam-macam asalnya, antara lain berasal dari lumpur yang diangkut sungai, bahan-bahan hancuran akibat abrasi, material-material vulkanik, deposit glasial, dan sebagainya.
Sedimen dasar laut dangkal |
Lebih lanjut sedimen pelagik dapat dibedakan menjadi 4 macam, yaitu sedimen biogen, anorganik, autogenik, dan vulkanik.
1) Sedimen biogen adalah sedimen yang mengandung bahan-bahan organis lebih dari 30%. Organisme yang memiliki peranan penting dalam membentuk sedimen ini adalah dari jenis foraminifera yang jika mati rangkanya akan mengendap sebagai Ca CO3 pada dasar laut. Pada kedalaman lebih dari 7.000 meter, semua CaCO3 di larutkan oleh air laut yang banyak mengandung CO2. Sedangkan organisme dengan rangka dari SiO2 seperti misalnya radiolaria masih dapat bertahan.
2) Sedimen anorganik adalah sedimen pelagik yang mengandung bahan organik kurang dari 30%. Bahan-bahan yang bersifat anorganik terdiri dari partikel- partikel halus yang berasal dari abu vulkanik, debu kosmik dan lain-lain.
3) Sedimen autogenik adalah sedimen yang terbentuk dari zat-zat yang larut dalam air laut. Contoh sedimen ini adalah terjadinya endapan mangan di dasar laut yang berbentuk butiran-butiran, lapisan-lapisan tipis pada dasar laut yang datar, membentuk lapisan-lapisan pada sisa-sisa kerangka ikan, dan lain-lain. Sedimen autogenik ini dapat ditemukan pada dasar laut yang dalam.
4) Sedimen vulkanik yaitu sedimen yang terdiri dari material-material vulakanik sebagai hasil kegiatan gunung berapi di laut. Material-material vulkanik ini membentuk sedimen yang cukup tebal dan bercampur dengan sedimen-sedimen lain di dasar laut.